Kantor Kelurahan Desa Sidodadi

Terlihat Kantor Kelurahan Desa Sidodadi Masaran Seragen dengan warna dominan biru muda, adapun untuk pelayanan kependudukan setiap hari senin sampai sabtu mulai jam 08.00 Am - 15.00 Pm

Kantor Koramil 03 MSR BABINSA Desa Sidodadi Masaran Sragen

Kantor Koramil 03 MSR BABINSA Desa Sidodadi Masaran Sragen yang berlokasi berdampingan dengan kantor kelurahan .

Terlihat Atribut Pilkades desa Sidodadi

Terlihat Atribut Pilkades desa Sidodadi dari calon kepala desa dengan nomor urut 2 yaitu Bp. Ngatimin yang sekarang menjabat sebagai Kepala Desa.

Gapuro Patung Gading

Bagi yang pernah lewat Sragen Menuju Solo. Atau dari arah kebalikannya pasti melihat tugu Gading Purba ini. Terletak di perbatasan Solo Sragen yang tepatnya berada di wilayah desa sidodadi. Tugu Purba ini merupakan icon kota Sragen sebagai kota wisata purba (Sangiran) menurut saya. Di samping tugu juga ada masjid yang lumayan besar.

Petanian di desa Sidodadi

Desa Sidodadi merupakan salah satu penghasil beras terbesar di kabupaten sragen.

Batik brotoseno di Kecamatan Masaran

Desa Sidodadi merupakan salah satu penghasil beras terbesar di kabupaten sragen.

Pemilihan Kepala Desa Sidodadi Masaran Sragen

Terlihat Lokasi pemilihan kepala desa walaupun berlumpur tetapi antusias masyarakat sangat tinggi.

Suasana Guyub Rukun Kerja Bakti ngecor jalan didesa sidodadi

Terlihat Bapak-bapak sedang kerja bakti membangun jalan.

Jumat, 25 Oktober 2013

BURUH

 Ada tiga desa utama yang menjadi sentra terbesar produksi batik yaitu Pilang, Sidodadi, dan Kliwonan. Desa terakhir ini adalah yang terbesar dan menjadi pusat pengembangan, pelatihan dan pemasaran batik. Beberapa produsen batik besar ada di desa ini. Saat melintas di Jl Solo-Sragen, tepatnya di wilayah Masaran, tidak banyak ditemukan toko yang menjajakan batik. Ini disebabkan kebiasaan wisatawan yang tidak hanya sekadar berbelanja batik, melainkan ingin tahu lebih dalam proses membatik. “Wisatawan lebih tertarik proses membatik daripada sekadar belanja. Setelah praktik, mereka baru belanja,” kata salah satu pengusaha batik, H Sumarsno, saat ditemui Espos di rumahnya di Kliwonan, Masaran. Tidak banyak pengusaha batik yang membangun showroom di sepanjang jalur lalu lintas Solo-Sragen. Mereka memilih mengerjakan perdagangan dan produksi) di rumah, di tengah-tengah perkampungan. Konsep ini mengawinkan antara proses membatik dengan showroom batik. Tidak berbeda yang dilakukan pengusaha di Laweyan. Di dalam rumah Sumarsono yang cukup megah, selain untuk tempat tinggal, juga berfungsi sebagai toko. Di ruang belakang menjadi tempat produksi batik. Untuk semakin memanjakan para wisatawan, dirinya membangun rumah baru khusus untuk media belajar dan toko. “Mau belajar, belanja juga di situ. Ada homestay juga,” imbuh dia. Beberapa wisatawan dan siswa luar kota yang belajar praktikum membatik dapat leluasa memanfaatkan homestay itu. Sejarah batik Masaran tidak lepas dari para pendahulu yang menjadi buruh batik perusahaan-perusahaan di Solo. Lepas dari karyawan, sejumlah warga mencoba mendirikan usaha batik. Semakin hari permintaan batik semakin tinggi, ibarat ada gula ada semut, produsen batik pun semakin menjamur. “Yang kategori produsen besar memang ada belasan, tapi yang kecil banyak sekali,” kata Kades Kliwonan, H Mulyoto. Dunia bisnis batik Masaran tidak lepas dari dinamika batik tingkat nasional bahkan internasional. Kota Solo dan Pekalongan yang lebih dulu terkenal dengan kota produsen batik, menjadi pesaing tersendiri. Batik khas Masaran diakui tidak berbeda dengan batik Solo. Timbul tenggelamnya produsen batik di Masaran, imbuh dia, karena adanya eliminasi alam dan keadaan nyata dunia bisnis batik berserta persaingannya. Selain itu, sumber daya manusia juga memiliki peran penting kesuksesan warga Masaran. “Ada yang dari buruh lalu kaya, kemudian lupa diri dan jatuh miskin lagi, ada. Yang bertahan sukses juga banyak,” terang Mulyoto. Faktor sumber daya manusia juga membuat pihaknya kesulitan untuk mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) bidang batik. Banyak warga yang mendapat pinjaman modal dan bahan baku dari Koperasi Batik Girli Kliwonan. Namun macet dan tidak berkembang. “Tergantung bakat dan orangnya. Diberi modal ada yang gagal, tapi hasil usaha sendiri banyak juga yang malah berhasil,” paparnya. Bicara batik Sragen tidak adil hanya melulu Masaran, masih ada Plupuh dan Kalijambe yang ikut merasakan manisnya bisnis batik. Melihat letak geografis, tiga kecamatan yang saling berhimpitan itu menjadi faktor merambahnya batik ke luar Masaran. Di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, bermunculan pengusaha batik. Ini tidak lepas dari jiwa kewirausahaan warga Pungsari yang sebelumnya menjadi buruh produsen batik di Masaran.
Sumber : www.starjogja.com/index.php/solo-punya-laweyan-sragen-punya-masaran-100030

Kamis, 24 Oktober 2013

PNS

PENDIDIKAN
Bupati Sragen : Gerakan Pramuka Bagi Peserta Didik dan PNS Ubah Image Ndeso Jadi Kota



BUPATI Sragen, Agus Fachurrahman menegaskan, bahwa program wajib pramuka bagi peserta didik dan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Sragen merupakan salah satu bagian dari upaya untuk melakukan rekayasa masa depan.
“Manfaat gerakan Pramuka mungkin tidak dapat kita rasakan saat ini, namun baru dapat kita rasakan 20 atau 30 tahun lagi. Saat itu Kabupaten Sragen akan ‘panen raya’ generasi berkualitas unggul dan berkualitas yang akan menjadi pemimpin atau tokoh di berbagai bidang kehidupan,” ujarnya.
Menurutnya, Program Wajib Pramuka merupakan salah satu upaya untuk membangun kabupaten Sragen sesuai dengan Slogan Greget Bangun Sukowati/ Gerbang Sukowati. Gerakan Pramuka juga merupakan salah satu bagian dari program mbela wong cilik sebagaimana Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Sragen saat ini.
“Melalui gerakan Pramuka selain menciptakan generasi yang sehat dan pintar, juga sebagai sarana pembentukan pribadi yang berkarakter/bermartabat. Sehingga kelak, apabila generasi saat ini sudah banyak yang pensiun, kita akan menemui generasi di kabupaten Sragen, yang cerdas, berkarakter dan penuh sopan santun,” tandasnya.
Dikatakan Bupati, melalui Program Wajib Pramuka bagi para anak didik dan pegawai di lingkungan Pemkab Sragen ini diharapkan dapat merubah image gerakan Pramuka. Sehingga Pramuka jangan hanya menjadi kegiatan “ndeso” saja namun harus menjadi gerakan “kota”, dalam arti digemari generasi muda, tidak ketinggalan atau senantiasa mengikuti perkembangan zaman.
“Karena sifatnya gerakan, maka Pramuka harus berkembang , dinamis serta tidak statis,” harapnya.*
Sumber : www.sragenkab.go.id/humas/diah


Pertanian

Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Di desa banyuurip kurang lebih 70% ber profesi sebagai petani, adapun komoditi hasil pertanian yaitu
  1. Padi
  2. Jagung
  3. Ketela
  4. Melon
  5. Kencur
Rata rata dalam setahun bisa memanen padi 2 kali

Home Industri

1. Produk Alat Pertanian

Panjak adalah orang yang kerjanya sebagai memukul besi yang akan di buat menjadi alat pertanian dalam industri pande besi. Para panjak ini menggunakanpemukul dari palu yang beratnya kira-kira 5 kg. Dalam industri pande besi panjak ini mempunyai peranan penting karena merupakan motor dari pembuatan produk alat-alat pertanian ini. Jumlah panjak ini tergantung dari produk alat apa yang di buat. Untuk pembuatan produk alat-alat kecil seperti betelcuplik, dan tatahbiasanya hanya membutuhkan 2 orang panjak saja. Sedangkan untuk pembuatan produk alat-alat yang berukuran besar seperti dandang dankampak membutuhkan 3 sampai 4 orang panjak. Menjadi seorang panjak bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan ini. Seorang panjak haruslah orang-orang yang mempunya fisik yang kuat. Karena mereka bekerja di tempat yang panas karena dekat dengan prapensekaligus harus kuat mengangkat pemukulnya selama berjam-jam. Anda berminat menjadi seorang panjak? 
panjak pande besi


Gambar : Panjak

panjak pande besi


Gambar : Panjak

2. Perikanan Air Tawar


Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang menjanjikan keuntungan. Salah satu tempat budidaya adalah di Sidodadi, Masaran, Sragen. Di tempat ini dilakukan mulai dari pembibitan berbagai jenis ikan. Budidaya ikan nila dan ikan mas menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Karena itu, ikan nila dan ikan mas menjadi primadona. Di pasaran, harga ikan nila merah sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Ikan nila dipasarkan dalam keadaan hidup maupun mati dan dibekukan dengan menggunakan es balok. Sedangkan ikan mas dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan kedalam kantong plastik yang diberi oksigen. Keberhasilan budidaya ikan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Demikian pula untuk tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan liatnya 30 persen. Kedua jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap cita rasa ikan, misalnya bau tanah atau lumpur. Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam budidaya ikan air tawar adalah mutu air. Sumber air bisa berasal dari air sungai, hujan, atau tanah. Mutu air yang diperlukan untuk budi daya ikan air tawar haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut: oksigen terlarut sekitar 5-6 ppm, karbondioksida terlarut kurang dari 25 ppm, pH antara 6,7-8,6, suhu 25-30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC, serta tidak tercemar bahan kimia beracun, minyak, atau limbah pabrik.
Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan lumpurnya terlalu tebal dan pekat, sehingga dapat mengganggu penglihatan ikan dalam air dan menyebabkan nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan beragam biota air yang terdapat di dalam perairan, semakin tinggi tingkat kesuburannya. Budidaya ikan air tawar lebih mudah dibandingkan dengan ikan air laut. Sebagai contoh ikan mas, sangat mudah sekali dilakukan karena toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi. Meski demikian, dalam kenyataannya perkembangan ketersediaan dan konsumsi ikan air laut lebih besar daripada ikan air tawar. Kendala utama budidaya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi. Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan, dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi adalah untuk pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan. Namun, ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan. Berbagai jenis bakteri dapat menguraikan komponen gizi ikan menjadi senyawa-senyawa berbau busuk dan anyir, seperti indol, skatol, H2S, merkaptan, dan lain-lain.
Beberapa bakteri patogen (penyebab penyakit), seperti Salmonella, Vibrio, dan Clostridium, sering mencemari produk perikanan. Ini menjadi resiko tersendiri dalam budidaya ikan air tawar.
Beberapa faktor penyebab kerusakan ikan air tawar adalah:
1. Kadar air cukup tinggi (70-80 persen dari berat daging) yang menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dan berkembang biak.
2. Secara alami, ikan mengandung enzim yang dapat menguraikan protein menjadi putresin, isobutilamin, kadaverin, dan lain-lain, yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap.
3. Lemak ikan mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat mudah mengalami proses oksidasi atau hidrolisis yang menghasilkan bau tengik.
4. Ikan mempunyai susunan jaringan sel yang lebih longgar, sehingga mikroba dapat dengan mudah mengggunakannya sebagai media pertumbuhan.

Rabu, 16 Oktober 2013

DAFTAR PEGAWAI

BERIKUT DATA APARAT PEMERINTAH DESA SIDODADI KECAMATAN MASARAN TAHUN 2011
NoNamaTmpt / Tgl LahirPend TerakhirJabatan
1Ngatimin , Ama, PdSragen,D IIIKepala Desa
2Agung SantosoSragen, SMASekretaris Desa
3Tri Bambang SupriyadiSragen, 27 Maret 1964STMKabayan I
4HariyadiSragen, 15 Juli 1965SMAKabayan II
5---Kabayan III
6Samijo Sragen, 26 Februari 1972SMAKaur Pem
7SutartoSragen, 1 Juli 1952SMAKaur E Bang
8SudarmiSragen, 17 Desember 1965SMAKaur keu
9Suroto, B.ScSragen, 5 September 1956D IIIKur Kesra
10Juwadi Sragen, 12 juni 1962PGA Modin

Kamis, 10 Oktober 2013

PKK

PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)

PKK Desa Sidodadi mempunyai pengurus dan anggota, yang diketuai oleh Ketua Tim Penggerak PKK Ibu/ Istri Kepala Desa adapun pengurus dan anggota terdiri dari ibu atau istri Perangkat Desa, ibu atau istri tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah Desa Sidodadi. Adapun kegiatan PKK mengacu pada Program Pokok 10 PKK yang terdiri sebagai berikut :

1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

2. Gotong royong.

3. Pangan.

4. Sandang.

5. Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga.

6. Pendidikan dan ketrampilan.

7. Kesehatan.

8. Pengembangan kehidupan berkoperasi.

9. Kelestarian Lingkungan Hidup.

10. Perencanaan Sehat



BPD

BPD (Badan Perwakilan Desa)
          BPD atau Badan Perwakilan Desa adalah Suatu lembaga legislatif di tingkat desa yang anggotanya dipilih langsung oleh masyarakat desa setempat. BPD berkedudukan sebagai unsure penyelenggara pemerintah Desa.
Fungsi BPD :
a. Merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
c. Mengayomi dan menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa.
Wewenang BPD :
a. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa;
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa.
d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa.
e. Menggali, menampung, menghimpun, mmerumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. Menyusun tata tertib BPD.
Kewajiban BPD :
a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesai Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan;
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. Menyerap, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
e. Memproses pemilihan kepala desa;
f. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan
h.Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.