Jumat, 25 Oktober 2013
BURUH
00.57
No comments
Ada tiga desa utama yang menjadi sentra terbesar produksi batik yaitu Pilang, Sidodadi, dan Kliwonan. Desa terakhir ini adalah yang terbesar dan menjadi pusat pengembangan, pelatihan dan pemasaran batik. Beberapa produsen batik besar ada di desa ini.
Saat melintas di Jl Solo-Sragen, tepatnya di wilayah Masaran, tidak banyak ditemukan toko yang menjajakan batik. Ini disebabkan kebiasaan wisatawan yang tidak hanya sekadar berbelanja batik, melainkan ingin tahu lebih dalam proses membatik. “Wisatawan lebih tertarik proses membatik daripada sekadar belanja. Setelah praktik, mereka baru belanja,” kata salah satu pengusaha batik, H Sumarsno, saat ditemui Espos di rumahnya di Kliwonan, Masaran.
Tidak banyak pengusaha batik yang membangun showroom di sepanjang jalur lalu lintas Solo-Sragen. Mereka memilih mengerjakan perdagangan dan produksi) di rumah, di tengah-tengah perkampungan. Konsep ini mengawinkan antara proses membatik dengan showroom batik. Tidak berbeda yang dilakukan pengusaha di Laweyan.
Di dalam rumah Sumarsono yang cukup megah, selain untuk tempat tinggal, juga berfungsi sebagai toko. Di ruang belakang menjadi tempat produksi batik. Untuk semakin memanjakan para wisatawan, dirinya membangun rumah baru khusus untuk media belajar dan toko. “Mau belajar, belanja juga di situ. Ada homestay juga,” imbuh dia. Beberapa wisatawan dan siswa luar kota yang belajar praktikum membatik dapat leluasa memanfaatkan homestay itu.
Sejarah batik Masaran tidak lepas dari para pendahulu yang menjadi buruh batik perusahaan-perusahaan di Solo. Lepas dari karyawan, sejumlah warga mencoba mendirikan usaha batik. Semakin hari permintaan batik semakin tinggi, ibarat ada gula ada semut, produsen batik pun semakin menjamur. “Yang kategori produsen besar memang ada belasan, tapi yang kecil banyak sekali,” kata Kades Kliwonan, H Mulyoto.
Dunia bisnis batik Masaran tidak lepas dari dinamika batik tingkat nasional bahkan internasional. Kota Solo dan Pekalongan yang lebih dulu terkenal dengan kota produsen batik, menjadi pesaing tersendiri. Batik khas Masaran diakui tidak berbeda dengan batik Solo.
Timbul tenggelamnya produsen batik di Masaran, imbuh dia, karena adanya eliminasi alam dan keadaan nyata dunia bisnis batik berserta persaingannya. Selain itu, sumber daya manusia juga memiliki peran penting kesuksesan warga Masaran. “Ada yang dari buruh lalu kaya, kemudian lupa diri dan jatuh miskin lagi, ada. Yang bertahan sukses juga banyak,” terang Mulyoto.
Faktor sumber daya manusia juga membuat pihaknya kesulitan untuk mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) bidang batik. Banyak warga yang mendapat pinjaman modal dan bahan baku dari Koperasi Batik Girli Kliwonan. Namun macet dan tidak berkembang. “Tergantung bakat dan orangnya. Diberi modal ada yang gagal, tapi hasil usaha sendiri banyak juga yang malah berhasil,” paparnya.
Bicara batik Sragen tidak adil hanya melulu Masaran, masih ada Plupuh dan Kalijambe yang ikut merasakan manisnya bisnis batik. Melihat letak geografis, tiga kecamatan yang saling berhimpitan itu menjadi faktor merambahnya batik ke luar Masaran. Di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, bermunculan pengusaha batik. Ini tidak lepas dari jiwa kewirausahaan warga Pungsari yang sebelumnya menjadi buruh produsen batik di Masaran.
Sumber : www.starjogja.com/index.php/solo-punya-laweyan-sragen-punya-masaran-100030
Kamis, 24 Oktober 2013
PNS
20.17
No comments
PENDIDIKAN
Bupati Sragen :
Gerakan Pramuka Bagi Peserta Didik dan PNS Ubah Image Ndeso Jadi Kota
BUPATI Sragen, Agus Fachurrahman menegaskan, bahwa program wajib
pramuka bagi peserta didik dan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Sragen
merupakan salah satu bagian dari upaya untuk melakukan rekayasa masa depan.
“Manfaat
gerakan Pramuka mungkin tidak dapat kita rasakan saat ini, namun baru dapat
kita rasakan 20 atau 30 tahun lagi. Saat itu Kabupaten Sragen akan ‘panen raya’
generasi berkualitas unggul dan berkualitas yang akan menjadi pemimpin atau
tokoh di berbagai bidang kehidupan,” ujarnya.
Menurutnya,
Program Wajib Pramuka merupakan salah satu upaya untuk membangun kabupaten
Sragen sesuai dengan Slogan Greget Bangun Sukowati/ Gerbang Sukowati. Gerakan
Pramuka juga merupakan salah satu bagian dari program mbela wong cilik
sebagaimana Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Sragen saat ini.
“Melalui
gerakan Pramuka selain menciptakan generasi yang sehat dan pintar, juga sebagai
sarana pembentukan pribadi yang berkarakter/bermartabat. Sehingga kelak,
apabila generasi saat ini sudah banyak yang pensiun, kita akan menemui generasi
di kabupaten Sragen, yang cerdas, berkarakter dan penuh sopan santun,”
tandasnya.
Dikatakan
Bupati, melalui Program Wajib Pramuka bagi para anak didik dan pegawai di
lingkungan Pemkab Sragen ini diharapkan dapat merubah image gerakan Pramuka.
Sehingga Pramuka jangan hanya menjadi kegiatan “ndeso” saja namun harus menjadi
gerakan “kota”, dalam arti digemari generasi muda, tidak ketinggalan atau
senantiasa mengikuti perkembangan zaman.
“Karena
sifatnya gerakan, maka Pramuka harus berkembang , dinamis serta tidak statis,”
harapnya.*
Sumber :
www.sragenkab.go.id/humas/diah
Pertanian
20.12
1 comment
Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Di desa banyuurip kurang lebih 70% ber profesi sebagai petani, adapun komoditi hasil pertanian yaitu
- Padi
- Jagung
- Ketela
- Melon
- Kencur
Home Industri
19.43
No comments
1. Produk Alat Pertanian
Panjak adalah orang yang kerjanya sebagai memukul besi yang akan di buat menjadi alat pertanian dalam industri pande besi. Para panjak ini menggunakanpemukul dari palu yang beratnya kira-kira 5 kg. Dalam industri pande besi panjak ini mempunyai peranan penting karena merupakan motor dari pembuatan produk alat-alat pertanian ini. Jumlah panjak ini tergantung dari produk alat apa yang di buat. Untuk pembuatan produk alat-alat kecil seperti betel, cuplik, dan tatahbiasanya hanya membutuhkan 2 orang panjak saja. Sedangkan untuk pembuatan produk alat-alat yang berukuran besar seperti dandang dankampak membutuhkan 3 sampai 4 orang panjak. Menjadi seorang panjak bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan ini. Seorang panjak haruslah orang-orang yang mempunya fisik yang kuat. Karena mereka bekerja di tempat yang panas karena dekat dengan prapensekaligus harus kuat mengangkat pemukulnya selama berjam-jam. Anda berminat menjadi seorang panjak?
Gambar : Panjak
Gambar : Panjak
2. Perikanan Air Tawar
Panjak adalah orang yang kerjanya sebagai memukul besi yang akan di buat menjadi alat pertanian dalam industri pande besi. Para panjak ini menggunakanpemukul dari palu yang beratnya kira-kira 5 kg. Dalam industri pande besi panjak ini mempunyai peranan penting karena merupakan motor dari pembuatan produk alat-alat pertanian ini. Jumlah panjak ini tergantung dari produk alat apa yang di buat. Untuk pembuatan produk alat-alat kecil seperti betel, cuplik, dan tatahbiasanya hanya membutuhkan 2 orang panjak saja. Sedangkan untuk pembuatan produk alat-alat yang berukuran besar seperti dandang dankampak membutuhkan 3 sampai 4 orang panjak. Menjadi seorang panjak bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan ini. Seorang panjak haruslah orang-orang yang mempunya fisik yang kuat. Karena mereka bekerja di tempat yang panas karena dekat dengan prapensekaligus harus kuat mengangkat pemukulnya selama berjam-jam. Anda berminat menjadi seorang panjak?
Budidaya
ikan air tawar merupakan usaha yang menjanjikan keuntungan. Salah satu tempat
budidaya adalah di Sidodadi, Masaran, Sragen. Di tempat ini dilakukan mulai
dari pembibitan berbagai jenis ikan. Budidaya ikan nila dan ikan mas
menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya.
Karena itu, ikan nila dan ikan mas menjadi primadona. Di pasaran, harga ikan
nila merah sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Ikan nila dipasarkan dalam keadaan
hidup maupun mati dan dibekukan dengan menggunakan es balok. Sedangkan ikan mas
dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan kedalam kantong plastik yang
diberi oksigen. Keberhasilan budidaya ikan air tawar ditentukan oleh faktor
lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Demikian
pula untuk tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan liatnya 30 persen. Kedua
jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor
lingkungan dapat berpengaruh terhadap cita rasa ikan, misalnya bau tanah atau
lumpur. Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam budidaya ikan air tawar
adalah mutu air. Sumber air bisa berasal dari air sungai, hujan, atau tanah. Mutu
air yang diperlukan untuk budi daya ikan air tawar haruslah memenuhi beberapa
persyaratan berikut: oksigen terlarut sekitar 5-6 ppm, karbondioksida terlarut
kurang dari 25 ppm, pH antara 6,7-8,6, suhu 25-30oC dengan perbedaan suhu
antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC, serta tidak tercemar bahan kimia
beracun, minyak, atau limbah pabrik.
Air
yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan lumpurnya
terlalu tebal dan pekat, sehingga dapat mengganggu penglihatan ikan dalam air
dan menyebabkan nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan beragam biota air
yang terdapat di dalam perairan, semakin tinggi tingkat kesuburannya. Budidaya
ikan air tawar lebih mudah dibandingkan dengan ikan air laut. Sebagai contoh
ikan mas, sangat mudah sekali dilakukan karena toleransi terhadap lingkungan
sangat tinggi. Meski demikian, dalam kenyataannya perkembangan ketersediaan dan
konsumsi ikan air laut lebih besar daripada ikan air tawar. Kendala utama
budidaya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi.
Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan,
penetasan, dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi adalah untuk
pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan. Namun, ikan merupakan
bahan pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan. Berbagai jenis bakteri
dapat menguraikan komponen gizi ikan menjadi senyawa-senyawa berbau busuk dan
anyir, seperti indol, skatol, H2S, merkaptan, dan lain-lain.
Beberapa
bakteri patogen (penyebab penyakit), seperti Salmonella, Vibrio, dan
Clostridium, sering mencemari produk perikanan. Ini menjadi resiko tersendiri
dalam budidaya ikan air tawar.
Beberapa
faktor penyebab kerusakan ikan air tawar adalah:
1. Kadar air
cukup tinggi (70-80 persen dari berat daging) yang menyebabkan mikroorganisme
mudah tumbuh dan berkembang biak.
2. Secara alami,
ikan mengandung enzim yang dapat menguraikan protein menjadi putresin,
isobutilamin, kadaverin, dan lain-lain, yang menyebabkan timbulnya bau tidak
sedap.
3. Lemak ikan
mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat mudah mengalami proses
oksidasi atau hidrolisis yang menghasilkan bau tengik.
4. Ikan
mempunyai susunan jaringan sel yang lebih longgar, sehingga mikroba dapat
dengan mudah mengggunakannya sebagai media pertumbuhan.
Rabu, 16 Oktober 2013
DAFTAR PEGAWAI
03.43
No comments
BERIKUT DATA APARAT PEMERINTAH DESA SIDODADI KECAMATAN MASARAN TAHUN 2011
No | Nama | Tmpt / Tgl Lahir | Pend Terakhir | Jabatan |
---|---|---|---|---|
1 | Ngatimin , Ama, Pd | Sragen, | D III | Kepala Desa |
2 | Agung Santoso | Sragen, | SMA | Sekretaris Desa |
3 | Tri Bambang Supriyadi | Sragen, 27 Maret 1964 | STM | Kabayan I |
4 | Hariyadi | Sragen, 15 Juli 1965 | SMA | Kabayan II |
5 | - | - | - | Kabayan III |
6 | Samijo | Sragen, 26 Februari 1972 | SMA | Kaur Pem |
7 | Sutarto | Sragen, 1 Juli 1952 | SMA | Kaur E Bang |
8 | Sudarmi | Sragen, 17 Desember 1965 | SMA | Kaur keu |
9 | Suroto, B.Sc | Sragen, 5 September 1956 | D III | Kur Kesra |
10 | Juwadi | Sragen, 12 juni 1962 | PGA | Modin |
Kamis, 10 Oktober 2013
PKK
05.16
No comments
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)
PKK
Desa Sidodadi mempunyai pengurus dan anggota, yang diketuai oleh Ketua Tim
Penggerak PKK Ibu/ Istri Kepala Desa adapun pengurus dan anggota terdiri dari
ibu atau istri Perangkat Desa, ibu atau istri tokoh-tokoh masyarakat yang ada
di wilayah Desa Sidodadi. Adapun kegiatan PKK mengacu pada Program Pokok
10 PKK yang terdiri sebagai berikut :
1. Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila.
2. Gotong royong.
3. Pangan.
4. Sandang.
5. Perumahan dan Tata
Laksana Rumah Tangga.
6. Pendidikan dan
ketrampilan.
7. Kesehatan.
8. Pengembangan
kehidupan berkoperasi.
9. Kelestarian
Lingkungan Hidup.
10. Perencanaan Sehat
BPD
05.12
No comments
BPD
(Badan Perwakilan Desa)
BPD atau Badan Perwakilan Desa adalah
Suatu lembaga legislatif di tingkat desa yang anggotanya dipilih langsung oleh
masyarakat desa setempat. BPD berkedudukan sebagai unsure penyelenggara
pemerintah Desa.
Fungsi BPD :
a. Merumuskan
dan menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa
b. Menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
c. Mengayomi
dan menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa.
Wewenang BPD
:
a. Membahas
rancangan peraturan desa bersama kepala desa
b.
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa;
c.
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa.
d. Membentuk
panitia pemilihan kepala desa.
e. Menggali,
menampung, menghimpun, mmerumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. Menyusun
tata tertib BPD.
Kewajiban BPD
:
a.
Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesai
Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan;
b.
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
c.
Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
d. Menyerap,
menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
e. Memproses
pemilihan kepala desa;
f.
Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan;
g.
Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat;
dan
h.Menjaga
norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.